Cerita Terbaru

Friday 25 November 2022

Kisah Desah Rahasia Yang Akan Terus Ku Simpan

Kisah Desah - Jodoh tidak kemana, kita inginkan biasanya yang sempurnya dan yang lebih ya karena manusia adalah maklhuk yang mempunyai nafsu, tapi apa boleh buat kita hanya berusaha yang terbaik. Kali ini akan saya ceritakan mengenai pasang 2 anak manusia yang ditakdirkan bersama di dunia ini. Mereka berdua sungguh sangat mujur, sebab kedua pasangan ini adalah anak dari pengusaha kaya. Masalah ekonomi pastinya tidak adak problem tapi tidak tahu bahagia atau tidaknya pasangan ini kelak. Pasangan ini baru saja menikah dan rencana mereka akan membuat salah satu rumah, untuk desain mereka juga tidak main-main’arsitek handal terkenal yang menjadi pelopornya”. ya maklum orang kaya semua pasti bisa dibeli, rumah ini juga hadiah dari ortu pasangan mempelai perempuan.


LaguQQ, DominoQQ, BandarQ, Bandar Sakong, Dominobet, Situs Poker Online Terpercaya di Indonesia

Tidak usah panjang lebar cerita, 8 bulan kemudian akhirnya selesailah bangunan ini dibuat sungguh megah dan luas, area bermain, taman,tempat renang dan desain rumah yang menyolok adat Eropa tampak menambah sis mewah dan berklas bagi sang pemilik. Karena besar dan luasnya rumah ini maka mereka memakai beberapa orang pembantu dan tukang kebun. Selain itu di pintu gerbangnya ada pos satpam yang akan mengawasi tamu masuk. Karena mereka belum dikarunai anak maka Evi tinggal di rumah dan suaminya Sandi yang ke kantor meneruskan usaha yang ditinggalkan ayahnya, bersama kakak-kakaknya. Di dalam rumah yang besar dan banyak kamarnya itu, Evi merasa kesepian dan resah. Ia memang berada dilingkungan yang serba megah namun kepuasan batin tidak ia dapatkan. Padahal ia dan Sandi baru 1 tahun menikah. Cerita Dewasa

Di dalam kehidupan sex ia tidak ada masalah dan halangan. Sandi saat ini berusia 29 tahun dan Evi 26 tahun. Sebagai layaknya pasangan muda, hampir setiap ada kesempatan mereka selalu melakukan hubungan badan di kamarnya yang serba luks itu. Tidak jarang mereka bepergian ke villanya di Tawangmangu untuk melepaskan rasa suntuk dan melepaskan kepenatan setiap hari. Suatu malam, di rumah itu tanpa diketahui oleh Evi dan Sandi, di luar kamarnya ada sepasang mata yang mengintip dari balik jendela. Sepasang mata itu milik seorang lelaki yang biasanya bertugas sebagai satpam di rumahnya itu. Namanya Ujang. Dari dulu semenjak mulai bertugas di rumah itu, Ujang telah menaruh perhatian terhadap istri majikanya itu. Meskipun jika keluar rumah Evi selalu pakai pakaian celana panjang, tetap saja kecantikan dan kesintalan nyonya majikannya itu membuat Ujang sulit tidur. Ujang dari balik jendela yang ditutup gordyn itu terus mengamati dan melihat tingkah laku suami istri itu.

Malam itu Sandi dan Evi seperti bisa bermesraan dulu barulah mereka saling melepaskan pakaian masing- masing untuk melakukan hubungan badan. Ujang di luar dengan nafas memburu melihat ketelanjangan suami istri itu. Namun yang terus diperhatikannya adalah sosok tubuh Evi, yang biasanya di luaran ia liat berpakaian tertutup semua, namun di saat itu hampir seluruh bentuk tubuh Evi ia liat tanpa ada yang menutupnya. Malam itu hampir dua jam Ujang menyaksikan aksi pasangan muda itu bersebadan. Ujang sempat pusing melihatnya. Dikepalanya terbayang kehalusan dan kesintalan tubuh majikannya itu. Bayangan itu terus bermain di pelupuk matanya. Pada suatu saat, Sandi ada urusan sehingga harus berangkat ke luar negeri untuk beberapa saat. Maka ia tinggalkan Evi di rumah itu. Ia tidak khawatir sebab di rumah itu ada pembantu dan satpam yang siap mengamankan rumah dan isinya. Siang itu, iseng-iseng Evi berkeliling rumah dan melihat bunga2 di pekarangannya. Lalu ia singgah di pos jaga Ujang, saat itu Ujang sedang akan duduk. Ia kaget karena tidak biasanya Evi singgah di posnya. “Selamat siang, Pak?” sapa Evi ramah. “Siang juga, Bu?” jawab Ujang. “Bagaimana, Pak? Apa ada hambatan?” tanya Evi. “Ooo tidak, Bu?” jawab Ujang lagi. Lalu ia masuk ke ruang Ujang itu dan duduk di dalamya. Di dalam ruang itu lengkap ada kamar mandi dan ruang tidur satpam. Evi duduk dan berbicara dengan Ujang panjang lebar tentang keamanan di rumah itu. Evi sempat memperhatikan Ujang. Ia akui Ujang sebagai satpam amat berani dan memiliki otot yang kuat seperti tentara. Tubuhnya hitam legam dan wajah kerasnya terlihat. Dulunya Ujang memang tentara.

Karena suatu sebab ia dipecat, maka untuk menyambung hidupnya ia menjadi satpam. Malam harinya, untuk menghilangkan kejenuhannya di rumah itu, ia berjalan-jalan di halaman itu dan membawa makanan kecil untuk Ujang. Ia ke ruang satpam dan duduk didalamnya, Ujang menjadi salah tingkah. “Bu, saya tidak enak sama Ibu. Masak Ibu duduk di ruang ini?” kata Ujang. “Ohhh… ndak apa-apa la, Pak? Masak… duduk saja ndak boleh? “Saya takut nanti Pak Sandi marah,” jawab Ujang. “Oooo itu to… Mas Sandi sekarang sedang di Kanada. Jadi, ndak apa kok, pak,” terang Evi. “Kalau Pak Ujang keberatan saya disini, Bapak saja yang ke dalam, kan kita bisa bicara-bicara, Pak?” kata Evi. “Baiklah, Buk,” kata Ujang, “Tapi hari akan hujan tampaknya.” Lalu Evi berjalan kedalam rumahnya dan diikuti Ujang di belakang. Dari belakang ia perhatikan terus pinggul majikannya itu yang saat itu memakai celana tidur dan blouse dari sutra. Di dalam salah satu ruangan di rumah itu, Evi dan Ujang berbincang- bincang tentang berbagai hal, sampai tentang masalah dalam kamar tidur Evi dan Sandi. Sedang hari saat itu di luaran hujan deras. DominoQQ


Karena suasana dan dinginya malam itu, ditambah lagi pembicaraan yang terlalu menyentuh tentang urusan ranjang, membuat Ujang mengetahui rahasia kamar Evi dan Sandi itu. Ujang merasa mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pribadi Evi. Dengan berbagai cara dan rayuan, Ujang pun telah dapat mengenggam tangan Evi dan memeluknya. Dengan cara yang lembut ia dapat mencium bibir Evi yang mungil itu. Evi sedikit menyesal karena ia telah jatuh dalam kelembutan yang diberikan Pak Ujang. Dengan kelihaian Ujang mempermainkan Evi, maka Evi dapat ia giring kedalam salah satu kamar di rumah itu. Di kamar yang diperuntukan bagi tamu itu, Evi ia tuntun. Di dalam kamar itu ia baringkan Evi dengan hati-hati dan ia raba buah dada Evi tanpa membuat Evi merasa menyesal. Lalu ia buka blouse tidur dan BH yang menutupi dada Evi satu persatu.

Di belahan dada Evi ia singgah untuk memilin puting dan mengggigit dada Evi hingga memerah. Evi saat itu tidak sadar bahwa ia telah punya suami dan jatuh terlalu dalam. Dengan tangannya, Ujang membuka celana tidur Evi dan lalu CDnya sehingga terlihat bulu-bulu halus yang tertata rapi menutupi rongga vagina Evi. Dengan leluasa jari tangan Ujang masuk dan mempermainkan lobang vagina Evi hingga Evi ingin cepat dituntaskan. “Ahggggggggghhhhh, Pakkk…. Cepat, Pak…” Dengus Evi saat itu. Lalu Ujang membuka seluruh pakaiannya sehingga ia pun kini telah telanjang bulat. Ujang yang selama ini hanya melihat Evi telanjang saat bersenggama denga suaminya, kini dapat melihat sendiri dari dekat dan merasakan langsung kehangatan tubuh Evi yang selama ini hanya bisa ia bayangkan. Ujang pun lalu membuka kedua kaki Evi hingga kedua kaki yang jenjang itu tertaut di kedua bahunya yang bidang. Ia arahkan penisnya yang tegak, siap untuk masuk ke dalam vagina Evi yang masih kecil itu.


Dengan sedikit dipaksa, amblaslah penis Pak Ujang kedalam lobang itu. Evi hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan perih saat dimasuki kemaluan Ujang. Beberapa saat lamanya Ujang terus menggenjot dan memajumundurkan penisnya di dalam vagina Evi hingga Evi merasakan nikmat dan orgasme. Lalu Ujang pun memuncratkan maninya di dalam vagina Evi. Ia biarkan saja tumpah di dalam tubuh nyonya majikannya itu. Sambil penisnya tetap tertanam di dalam vagina Evi, Ujang pun diam di atas tubuh Evi melepas lelahnya hingga ia tertidur. Evi pun tergolek bersimbah keringat. Saat itu keringat Ujang telah bercampur dengan keringat Evi. Tidak ada lagi yang membatasi kulit mereka. Tubuh Evi masih terhimpit dibawah dalam keadaan lemas dan puas. Malam itu Pak Ujang melakukannya sebanyak dua kali lagi dan Evi pun tidak sempat menolaknya. Sejak saat itu, bila ada kesempatan, di salah satu kamar rumah itu Evi maupun Ujang berpacu dalam birahi. Sandi tidak tahu dan hanya mereka berdualah yang menyimpan rahasia itu, hingga saat ini.

No comments:

Post a Comment