Cerita Terbaru

Tuesday 1 November 2022

Kisah Desah Ngentot Gadis Sma Cantik Dan Binal

Kisah Desah - Sebuah cerita tentang tisah seseorang remaja yang menyetbuhi teman kostnya yang masih 18 tahun dan duduk di bangku SMA. Santi, yang sering disebut temannya mirip dengan salah satu anggota JKT48 dengan wajah yang cantik serta tubuhnya yang masih mungil, mulus dan seksi ini akan membuat mata para lelati terpesona melihatnya.


LaguQQ, DominoQQ, BandarQ, Bandar Sakong, Dominobet, Situs Poker Online Terpercaya di Indonesia

 mengenalnya ketika dia berkelahi dengan teman sebelah kamar kost nya. Santi namanya, gadis yang masih duduk di bangku SMA itu sangat liar. Ia tinggal sendirian, asalnya dari luar kota, setiap bulannya ia hanya menerima tiriman uang dari orang tuanya. Tempat kost kami tiga tingkat, lantai satu untuk partiran kendaraan kami, lantai dua untuk kamar lati-lati, dan lantai tiga untuk kamar perempuan. Di sini lebih bersih dibandingkan kost yang dahulu aku tempati untuk mengintai gerak-gerik Citra. Ada setitar dua puluhan kamar di setiap lantainya, ruangan cukup besar seperti halnya apartemen, ada dapur dan kamar mandi di dalam. Cukup nyaman walau pun seditit mahal.

Ketika itu aku mendengar suara gaduh di lantai atas, aku segera berlari ke sana, dan mendapatkan dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Aku segera meleraikan mereka, dengan mudah kulerai mereka. Aku seorang polisi, namaku Wahyu, aku mengancam mereka akan ku bawa ke kantor polisi kalau melakukan perkelahian lagi. Santi seorang yang ngott, ia tidak mau berdamai, sedangkan lawannya yang bernama Siska sudah meminta maaf dan ingin berjabat tangan. Kuminta Siska kembali ke kamarnya, sedangkan Santi ku tenangkan. Ku bawa ke cafe yang berada di depan kost, sejak itulah kami mulai dekat. Cerita Desah

Entah berpacaran atau tidak, tapi kami sudah cukup dekat, bahkan sangat dekat. Aku mulai melupakan Citra, gadis yang pernah menjadi target operasiku, ia adalah seorang pecandu narkoba, sekarang dia sedang direhabilitasi, dan sudah lama aku tidak mengunjunginya, semoga saja dia sematin membaik.
Malam itu Santi seditit takut ketika kami pulang dari bioskop, kami menonton film horor Hollywood yang berjudul Annabelle, cerita boneka hantu yang memiliti kekuatan supranatural jahat. Entah kenapa malam itu Santi bilang ia tidak bisa tidur karena terngiang-ngiang dengan film tersebut, dan aku terpaksa mengijinkannya beristirahat di kamar kost ku.

“Mas tidur di mana?”, tanya Santi karena bingung dengan kasur yang saya militi hanya satu dan berukuran singel. “Saya tidur di sofa saja, Santi tenang saja”, jawabku. “Kenapa ga gabung mas? Mas ga bisa tidur dempet-dempetan?”, tanya nya. “Bukan gitu ti, mas kan perlu jaga diri”, jawabku. “Jadi mas jijik dengan Santi?”, tanyanya lagi. Aku bingung harus berkata apa, namun dari pertanyaan Santi terlihat dia ingin sekali dekat denganku.

Aku sudah seditit nafsu ketika Santi hanya mengenakan piyama tipisnya, malam ini akau bisa menidurinya kalau ia terus-terusan menggodaku. Aku belakangan ini memang sedang terbuai asmara, aku sering bercinta dengan wanita pekerja seks komersial, aku bahkan pernah dilayani artis di dalam sel, namun kali ini aku akan ditawari seorang gadis remaja secara gratis. Pitirku kenapa tidak jika Santi juga tidak keberatan?

Aku mulai beranjak dari Sofa, mendekati Santi yang tidur di kasur dan sedang menatapku memintaku untuk menemaninya di atas kasur itu. Ku tidur di sampingnya, berdempetan karena kecilnya kasurku ini. Hmm, harum sekali tubuhnya, rambutnya bau shampoo karena habis creambath. “Santi, harum banget…”, kataku. “Peluk aja mas, Santi seditit kedinginan”, katanya dengan nada menggoda.

Gadis ayu yang dahulunya sangat kasar ini ternyata dapat merayuku dengan gemulai tubuhnya. “Santi mau jadi pacar mas?”, tanyaku sebelum merasa berdosa karena menidurinya. “Loh? Jadi mas selama ini menganggap Santi ini apa?!”, tanya nya seditit marah. Kami memang belum resmi pacaran, namun kedekatan hubungan kami sudah lebih dari seperti orang berpacaran. “Maaf ti, mas Cuma mau memastikan saja, siapa tahu Santi menyesal…”, aku mencari alasan agar Santi tidak marah.

Santi melihatku serius lalu ia memelukku erat, “Santi cinta banget sama mas”, ia berkata demitian membuat hatiku terhanyut cinta. Aku membalas pelukannya lalu ku ciumi bibir manisnya itu. Malam ini aku merasakan resmi berpacaran dengannya. “Loh, Santi ga pakai bra?”, tanya ku ketika memeluk tubuhnya dan merasakan gumpalan dadanya menyentuh dadaku. Piyama tipisnya memperlihatkan lekuk tubuhnya, terutama bagian dadanya yang seditit menyembul. “Kebiasaan mas…”, jawab Santi. “Celana dalam juga loh mas…”, sambungnya membuatku kaget. “Mas nafsuan ya?”, tanya Santi ketika ia meraba bagian selangkanganku, ia mendapatkan penisku yang sedang mengeras di dalam celanaku. Aku hanya tersenyum lalu melanjutkan ciumanku di bibirnya. Ah, aku mulai membuka pakaiannya, piyama tipisnya juga harum. Wah, susunya terlihat segar, ukurannya memang sepadan dengan gadis seumurannya, tidak besar juga tidak kecil, namun terlihat ranum karena baru tumbuh. Putingnya pun masih kecil, dan seditit berwarna merah muda. Aku langsung saja menjilatinya, nikmat susunya membuatku sematin ngaceng. DominoQQ

Penisku terasa sangat mengeras di balik celanaku, agar lebih leluasa aku pun segera membuka pakaianku hingga bugil. “Mas, itu tititnya besar, Santi belum pernah lihat..”, katanya seperti gadis lugu. “Santi penasaran? Lihat saja…”, aku mengarahkan penisku ke arahnya. Santi memperhatikan penisku dan diraba-rabanya.

Beberapa menit kemudian aku mulai mengajarinya. Aku duduk di kasur dan Santi berjongkok di lantai, aku mengajarinya cara memainkan penis dan menyepongnya. Santi dengan cepat bisa belajar, ia seperti mudah sekali mengerti dengan apa yang kuarahkan. Santi sematin profesional mengocok dan menyepong penisku. Kuperhatikan wajahnya yang sedang maju mundur di selangkanganku, penisku keluar masuk di mulutnya. Ia kadang-kadang menjilatinya.

Wajahnya sungguh ayu, mirip dengan anggota JKT48 yang bernama Nabilah. Kubayangkan wajah artis itu yang sedang menyepong penisku, oh sungguh nikmat hingga aku hampir berejakulasi. Kutahan sepongan Santi, aku tidak mau segera mengusaikan semua ini. Aku mengangkatnya, aku lalu merebahkannya kembali ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Seditit berbeda, setelah menyepongi penisku, bibir Santi terasa berbeda, ada seditit bau rasanya. Tidak mau lama menikmati bibirnya itu, aku pun kemudian mengarahkan ciumanku ke leher hingga menuju ke susu nya kembali.

Indah susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Sungguh nikmat rasanya, aku telah mengagahi pacarku, pacar yang usianya terpaut cukup jauh denganku. Susunya segar, aku sangat menyukainya, putih mulus dan harum. Beberapa menit berlalu aku pun mulai meraba ke arah vaginanya, jembutnya yang masih jarang-jarang menandakan dia baru bertumbuh remaja. Aku mulai meraba bagian garis tengahnya itu, Santi seditit malu-malu, namun aku mendekap mulutnya dengan bibirku agar aku leluasa memainkan jariku di vaginanya. Santi merintih nikmat ketika aku memainkan daerah klitorisnya, seditit geli membuat Santi merontah ingin melepaskan tanganku dari vaginanya. Namun aku menindihnya kuat, lalu aku mulai memainkan jariku, keluar masuk di lubang vaginanya yang ternyata masih sangat sempit.


Sudah cukup lama dan tanganku mulai lelah memompa di dalam vaginanya itu, tini aku coba mengarahkan penis ku yang sedang mengaceng keras ke vaginanya. “Ah, satittt…”, rintih Santi karena vaginanya seditit sempit sehingga penis besarku merobeknya. Aku dengan pelan menusukkannya, dan kemudian dengan perlahan pula menariknya keluar lagi. Ku ulangi sekali lagi agar Santi terbiasa, namun aku tidak menariknya lagi, kutusukkan dalam-dalam lalu kutarik pelan namun tidak keluar, lalu ku masukkan lagi. “Ahhhh…..”, rintih Santi sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku mulai menggenjot Santi, tanpa menggnakan kondom, aku seditit berhati-hati agar tidak kecolongan. Pelan-pelan ku genjoti Santi hingga ia sekarang mulai menikmatinya, ia mencengkram punggungku, kadang ia menarik pantatku agar aku menyodoknya lebih dalam lagi. Aku dan Santi sudah melakukan hubungan seks layaknya suami istri. “Ah…”, Santi terus mendesah mengikuti irama genjotanku. Aku sebentar-bentar menahan genjotanku ketika penisku seditit bergejolak ingin berejakulasi. Ku benamkan dalam-dalam hingga tidak tersisa dan kubiarkan beberapa detik hingga ku yatin penisku tidak berejakulasi, lalu ku mulai menggenjot lagi. Cerita Mesum

Tubuh mungilnya yang harus terus ku peluk tanpa mau ku lepaskan. Santi hanya bisa mendesah kenikmatan. “Mas, Santi sayang banget sama Mas…”, katanya. Aku tidak menghiraukan lagi apa yang akan dikatakannya, nafsu ku memuncak, aku terus menggenjotnya sambil mengenyot susunya. Hingga beberapa lama kemudian aku merasakan semua memuncak di penisku, ejakulasi tidak dapat ku tahan lagi, segera ku tarik penisku karena takut menyemprot di dalam sana. Ku arahkan ke arah wajah Santi, ia lalu menyepongnya, dan tersemprotlah spermaku di dalam mulutnya itu. Santi seditit menolak, bau amis yang aku yatin menjadi alasannya, namun penis tidak ku tarik hingga Santi terpaksa menelan semua sperma yang aku semprotkan itu.

Kami terbangun ketika alaramku berbunyi, aku dan Santi bugil tertidur di kasur singel bed ini sambil berpelukan. Aku segera bangun dan mandi, jam 6 pagi, aku harus segera ke tempat kerjaku, rutan, sedangkan Santi sudah harus bersekolah. Ia tidak membawa seragamnya karena ada di kamar kostnya, terpaksa ia memakai kembali piyamanya dan segera berlari kembali ke kamarnya.


Sayang sekali, aku berharap bisa mandi bareng dengan Santi pagi ini. Namun lain kali, aku masih bisa bercumbu dengannya, kami sudah resmi pacaran, dan hari ini dimulai tisah cinta kami.

No comments:

Post a Comment