LaguQQ, DominoQQ, BandarQ, Bandar Sakong, Dominobet, Situs Poker Online Terpercaya di Indonesia
Tiba-tiba Tanto yang sedang duduk di samping Hendy menepuk bahunya sambil berkata. “Hei, ada apa denganmu? Kamu liat apa sih? Kok diam aja dari tadi.”
“Ah.. tidak..” Jawab Hendy, pandangannya tetap terarah pada cewek cakep yang sedang duduk di seberang meja. Hendy sedang mencoba untuk melihat celana dalam cewek tersebut. Tanto mencoba mengikuti pandangan Hendy, lalu dia tertawa keras-keras sambil menepuk-nepuk bahu Hendy lebih keras dari sebelumnya.
“Ada apa sih, sakit tau.” Kata Hendy dengan kesal.
“Jangan-jangan.. kamu tertarik ama si Reni yah.” Kata Tanto.
“Apa.. maksudmu.” Wajah Hendy sedikit memerah, karena ketahuan sedang memandangi Reni.
“Hendy tertarik ama Reni? Wah ini berita besar nih. Ntar kita sebarkan pada teman-teman sekelas.” Kata Iwan yang duduk berhadapan dengan Tanto.
“Hei, jangan macam-macam ya kalian. Awas kalo kalian berani bilang.” Ancam Hendy.
“Wah, mengancam nih. Ini berarti.. dia memang ada maksud sama si Reni.” Tawa Iwan.
“Ah sudahlah, bosan aku bicara sama kalian.” Kata Hendy sambil bangkit berdiri dari kursinya dan kembali ke kelasnya.
“Udah bosan sama kita katanya.” Ledek Tanto. “Sekarang dia udah mau sama si Reni.”
Teman-teman lain yang juga duduk satu meja dengan Hendy tertawa terbahak-bahak. Saat ini Hendy sedang memasuki tahun kedua pada kuliahnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini, gairah sex Hendy menjadi lebih tinggi dari biasanya. Setiap kali melihat cewek seksi yang pakai rok mini lewat, dia suka berangan-angan sedang bercumbu dengan cewek tersebut, melepaskan BH dan celana dalamnya perlahan-lahan, kemudian meremas-remas kedua dadanya, lalu mengelu-elus vagina-nya yang lembut..
“Aku pulang.” Kata Andi.
Seperti biasanya, setelah melemparkan tasnya ke dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi, alangkah terkejutnya dia, saat dia sampai di dapur, dia melihat seorang cewek berambut panjang yang tidak dikenalnya sedang memasak indomie. Hendy spontan berkata dengan agak kasar. “Siapa kamu!” Cerita Dewasa
Cewek itu membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah dua buah dada yang besar dan montok, pinggul yang ramping serta sepasang kaki yang halus. Hendy terkesima sejenak, apalagi cewek itu sedang mengenakan celana pendek serta T-shirt berwarna putih yang tidak menutupi bagian pusarnya. “Er.. saya.. saya mahasiswa baru yang akan menginap disini.” Jawab cewek itu, wajahnya yang cantik dan polos kelihatan cemas dan khawatir, karena dia takut dia akan disangka maling.
“Oh iya.” Kata Hendy. Dia baru teringat akan perkataan orang tuanya, bahwa ruang kosong yang ada di lantai satu akan disewakan kepada dua orang mahasiswa tahun pertama.
“Tapi.. bukankah ada dua orang? Yang satu lagi ada dimana?” Tanya Hendy.
“Er.. teman saya besok baru bisa datang.” Jawab gadis itu.
“Oh, begitu ya, em.. nama saya Hendy. Barusan.. sori yah, soalnya saya lupa.” Kata Hendy dengan wajah yang agak memerah, soalnya barusan dia telah membentaknya dengan keras.
“Oh, tidak apa-apa. Nama saya Hermina.” Kata gadis itu.
Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Hendy sedang duduk di lantai kamarnya, nafasnya terengah-engah, tangan kirinya sedang membalik-balik halaman majalah Playboy yang dia pinjam dari temannya, sementara tangan kanannya sedang mengocok-mengocok penisnya dengan cepat.
Tidak lama kemudian, saat dia merasa akan orgasme, dia cepat-cepat mengambil kantong plastik yang sudah disediakan disampingnya, lalu disemprotkan spermanya ke dalam kantong plastik tersebut.
Untuk beberapa saat, Hendy duduk termenung di lantai kamarnya, sambil membayangkan tubuh Hermina yang seksi. Malam itu, Hendy tidak bisa tidur. Setelah berguling-guling di tempat tidurnya selama setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk turun ke dapur untuk mencari makanan. Orang tua Hendy sedang bepergian keluar kota bersama kedua adiknya yang kebetulan sedang liburan. Mereka baru pulang pada keesokan harinya, jadi rumah Hendy menjadi lebih sepi dari biasanya. Malam itu rumah Hendy hanya dihuni oleh 4 orang, yaitu: Hendy, tantenya, seorang pembantu rumah tangga, dan mahasiswi yang baru masuk itu. Kamar Hendy terletak di lantai dua, sementara kamar tantenya, dan kamar si pembantu rumah tangga terletak di lantai tiga. DominoQQ
Saat Hendy tiba di lantai satu dan hendak menuju ke dapur, dia melihat Hermina baru saja keluar dari toilet sambil mengenakan piyama yang sedikit tembus pandang. Hermina melihat ke arah Hendy dan tersenyum, kemudian dia langsung menuju ke kamarnya yang terletak di lantai satu.
Jam dinding yang tergantung di dapur menunjukkan pukul 12.30 malam. Hendy sudah menghabiskan semangkuk indomie, dan sekarang sedang duduk melamun di dapur. Dia tidak bisa melupakan lekuk tubuh Hermina yang seksi itu. Semakin dipikir, Hendy semakin bernafsu, dan akhirnya, setelah duduk melamun di dapur selama sepuluh menit, Hendy memutuskan untuk memasuki kamar Hermina dan melihat tubuhnya secara langsung.
Mula-mula Hendy kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci kamar Hermina yang dititipkan ibunya kepadanya. Ibu Hendy takut kalau-kalau mahasiswi yang baru masuk itu akan melakukan perbuatan terlarang di kamar tersebut, sehingga dia menitipkan kunci cadangan kepada Hendy.
Hendy lalu turun lagi ke dapur dan mematikan lampu dapur, sehingga sekarang suasananya menjadi gelap gulita. Setelah itu Hendy langsung menuju ke kamar Hermina. Saat Hendy memasukkan kunci tersebut dan memutarnya, terdengar bunyi “Klik!” yang lumayan keras, karena waktu itu sudah larut malam, sehingga bunyi yang kecil pun terdengar cukup jelas.
Hendy menunggu sejenak karena takut kalau-kalau Hermina terbangun. Setelah memastikan bahwa Hermina masih tertidur lelap, dia lalu memasuki kamar Hermina, menutup pintu tersebut dengan perlahan-lahan, dan mengunci pintu tersebut, untuk berjaga-jaga.
Hendy lalu bergerak ke tempat tidur Hermina. Hermina tidak menutup tirai jendela kamarnya, sehingga cahaya bulan yang berasal dari luar adalah satu-satunya penerangan di kamar itu, tapi cukup bagi Hendy untuk melihat sekeliling ruangan.
Saat itu Hermina sedang tidur menghadap ke samping sambil memeluk gulingnya. Hendy lalu berdiri di samping tempat tidur Hermina sambil menatap posisi tidurnya. Saat Hendy melihat wajah Hermina yang polos dan lembut, untuk sesaat gairah sexnya hilang, digantikan oleh suatu perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.
Namun saat Hendy melihat punggung Hermina, terlihat baju piyamanya agak tersingkap ke atas, dan celana dalamnya yang berwarna cerah menyembul keluar dari celana panjangnya. Tiba-tiba saja, gairah sex Hendy muncul kembali.
Hendy lalu dengan tangan yang gemetaran mencoba memegang pantat Hermina, dan pada saat tangannya bersentuhan dengan pantat Hermina, kontan batang penis Hendy menegang.
Hendy biasanya hanya melihat cewek bugil melalui majalah atau VCD porno saja, jadi dia tidak pernah melihatnya secara langsung. Pada saat ini, seorang cewek seksi sedang terbaring di depan matanya, tentu saja gairah sex-nya langsung mencapai batas maksimal.
Akhirnya Hendy tidak tahan lagi. Dia lalu memutarkan tubuh Hermina ke arahnya, melepaskan tangan Hermina dari gulingnya, lalu mengambil guling tersebut dan meletakkannya di atas lantai.
Kemudian Hendy melepaskan kancing baju Hermina satu persatu. Saat Hendy selesai membuka baju tidur Hermina, terlihatlah, BH yang berwarna putih dan bercorak bunga-bunga menutupi buah dada Hermina yang besar, pada saat ini, batang penis Hendy kontan menegang hingga batas maksimal. Saat-saat ini hampir sama seperti saat Hendy melihat gambar porno untuk pertama kalinya.
Dengan tangan yang semakin gemetaran, Hendy lalu mengelus-elus dada Hermina yang masih terbungkus BH itu dengan perlahan-lahan. Saking bergairahnya, Hendy bahkan merasakan bahwa batang penisnya ikut bergetar. Cerita Mesum
Hendy lalu menurunkan celana panjang Hermina perlahan-lahan sampai pada lututnya, dan terlihatlah celana dalam Hermina beserta pahanya yang mulus.
Tangan kanan Hendy lalu mengelus-elus paha Hermina yang lembut itu, sementara tangan kirinya meremas-remas bagian atas dada Hermina yang tidak tertutup oleh BH dengan perlahan-lahan. Setelah mengelus-elus paha dan dada Hermina selama beberapa saat, Hendy merasa bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya dia melepaskan celana dalam Hermina, dan menusukkan batang penisnya kuat-kuat ke dalamnya.
Akan tetapi, pada saat inilah Hermina terbangun dari tidurnya. Saat Hermina membuka matanya, dia sangat terkejut karena seseorang sedang berdiri di samping tempat tidurnya sambil memegangi paha dan dadanya. Kontan dia menjerit “Tolong..!”
Melihat hal ini, secara refleks Hendy langsung menutup mulut Hermina dengan tangan kanannya, dan dia juga segera tidur tertelungkup di atas tubuh Hermina supaya Hermina tidak melarikan diri. Namun Hermina juga tidak menyerah begitu saja, dia terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Hendy, kedua tangannya terus sembarangan pukul, dan kedua kakinya juga terus-menerus menendang.
Baca Juga : Dijadikan Budak Pemuas Nafsu
Selama kira-kira lima menit, Hermina terus meronta dan meronta, namun biar sekuat apapun dia memukul dan menendang, dia tetap tidak dapat menyingkirkan tubuh Hendy yang sedang menekannya dengan keras. Namun pada saat sinar bulan yang melalui jendela mengenai wajah Hendy, wajah Hermina memperlihatkan ekspresi terkejut yang teramat sangat. Air mata tiba-tiba mengalir turun membasahi pipinya, dan entah kenapa, perlawanan Hermina berangsur-angsur melemah, dan pada akhirnya dia malah tidak memberikan perlawanan sama sekali, entah karena tenaganya telah terkuras habis, atau karena dia sudah pasrah akan nasibnya, atau mungkin juga karena alasan lain.
Rintihan dan rontaan Hermina tadi malah membuat nafsu sex Hendy semakin meningkat, dan pada saat ini nafsu sex-nya sudah mencapai tahap klimaks. Melihat Hermina yang sudah tidak memberikan perlawanan lagi, Hendy langsung meremas-remas tubuh Hermina dengan kasar.
Mula-mula Hendy melepaskan tangan kanannya dari mulut Hermina dengan perlahan-lahan. Setelah melihat bahwa Hermina tidak berteriak lagi, dia langsung meremas-remas kedua dada Hermina yang masih terbalut BH berwarna putih itu dengan bernafsu.
Tidak lama kemudian, dia pun merobek baju piyama Hermina, dan membuangnya ke lantai. Rintihan kesakitan Hermina membuat Hendy semakin bergairah. Hendy lalu melepaskan celana panjang Hermina dan sementara kedua tangannya tetap meremas-remas dada Hermina, lidahnya menjilat-jilat vagina Hermina yang masih terbungkus oleh celana dalam itu.
Setelah selang beberapa waktu, Hendy lalu menciumi bagian dada Hermina yang tidak tertutup oleh BH, sekaligus menjilatinya. Hendy juga menciumi bagian leher dan bibir Hermina dengan paksa.
Setelah puas menciumi Hermina, Hendy lalu melepaskan BH dan celana dalam Hermina, sehingga sekarang Hermina sedang dalam keadaan telanjang bulat dan dalam posisi tidur terlentang di atas tempat tidurnya. Cerita Seks
Melihat kedua dada Hermina yang besar dan berisi, serta vaginanya yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus, Hendy tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Dia langsung melepaskan baju, celana, dan celana dalamnya, sehingga mereka berdua sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
Tangan kiri Hendy lalu meraba-raba vagina Hermina, sementara tangan kanannya memutar-mutar puting susu Hermina. Perbuatan Hendy membuat tubuh Hermina sedikit bergetar karena saking gelinya. Tidak lama kemudian, Hendy merasakan vagina Hermina mulai basah dan mengeluarkan cairan.
Hendy lalu menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Hermina. Tindakan ini, membuat Hermina menjerit kesakitan, namun Hendy sudah tidak peduli lagi. Walaupun Hermina menangis terisak-isak, Hendy tetap saja mencengkram kedua dada Hermina sambil memompa vaginanya dengan keras. Hendy yang sekarang sudah kehilangan akal sehatnya dan sudah dikuasai oleh hawa nafsu. Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu menyetubuhi gadis yang sekarang sedang tidur terlentang di hadapannya.
Namun entah karena rasa takut atau malu, Hermina berusaha untuk menahan dan memperkecil suara teriakannya. Sementara itu, Hendy terus menggerakkan pantatnya naik turun sesuai irama. Rintihan kesakitan Hermina hanya membuatnya semakin bersemangat.
Walaupun penis Hendy sedang melakukan tugasnya keluar masuk vagina Hermina, tangannya juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya terus meremas-remas kedua dada Hermina dengan keras, sehingga kadang-kadang Hermina merintih. “Ahh.. sakit bang.. AHH.. jangan bang..”
Setelah memompa vagina Hermina selama kira-kira 15 menit, Hendy akhirnya menyemburkan spermanya ke dalam vagina Hermina, membuat Hermina menjerit tertahan.
Biasanya setelah ejakulasi penis Hendy akan menjadi lemas dan mengecil, dan dia juga akan terduduk lemas, akan tetapi karena ini adalah pertama kalinya Hendy melakukan sex nyata dengan seorang wanita, sehingga penisnya tetap saja menegang, dan rasanya dia masih punya kekuatan untuk melakukannya sekali lagi, atau bahkan mungkin dua kali lagi.
Namun Hendy tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati malam ini hingga sepuas-puasnya. Hendy lalu memain-mainkan kedua dada dan puting susu Hermina. Mula-mula dia meremas-remas dada Hermina, seperti tukang susu yang sedang memerah susu sapi. Lalu dia memutar-mutar puting susu Hermina, dan menjilatinya serta menghisapnya.
Mulut Hendy menghisap-hisap dada sebelah kiri Hermina, sedangkan tangan kanannya meremas-remas dada Hermina yang satu lagi. Lalu tangan kirinya digunakan untuk meraba-raba paha dan vagina Hermina.
Gerakan Hendy yang makin lama makin mengganas itu membuat Hermina merintih dan meronta. “Jangan bang.. cukup bang.. ahh.. Akhh.. sakit bang..” Namun Hendy tidak peduli. Hendy dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu tetap menekan tubuh Hermina, sehingga dia tidak bisa banyak bergerak.
Setelah menghisap puting susu Hermina selama beberapa saat, Hendy lalu menurunkan kepalanya sampai sejajar dengan vagina Hermina, dan diapun mulai menjilat-jilati vagina Hermina. Mula-mula Hendy menjilati bagian luar vagina Hermina. Kemudian secara perlahan-lahan dia pun mulai menjilati bagian dalam vagina Hermina, sambil sesekali menusuk-nusukkan lidahnya kedalam vagina tersebut.
Gerakan lidah Hendy yang semakin mengganas itu membuat Hermina merintih dan mengerang. “Ah.. geli bang.. Ahh.. Ahh.. AHH.. jangan.. bang..”
Setelah puas menjilati vagina Hermina, Hendy lalu mengangkat kedua kaki Hermina dan meletakannya di atas kedua pundaknya. Hendy lalu kembali menusukkan penisnya ke dalam vagina Hermina dan menekan kedua paha Hermina hingga menyentuh kedua dadanya sendiri, lalu Hendypun mulai memompa vagina Hermina lagi.
Melihat hal ini, Hermina berusaha untuk menolak tubuh Hendy. Namun tenaganya saat ini sudah terkuras habis, sehingga dia hanya pasrah saja, sambil sesekali merintih dan mengerang.
Mula-mula pantat Hendy bergerak maju mundur dengan perlahan, dan gerakannya sedikit demi sedikit dipercepat. Namun sesudah lebih dari 10 menit, pantatnya digerak-gerakkan dengan cepat dan kasar, sehingga suara rintihan Hermina terdengar semakin keras dan terputus-putus.
Tidak lama kemudian, Hendy pun menembakkan spermanya ke dalam vagina Hermina untuk yang kedua kalinya.
Walaupun sudah berejakulasi untuk yang kedua kalinya, namun nafsu sex Hendy tetap saja tinggi. Dia lalu mengganti posisi Hermina dan mulai memompa vaginanya lagi, sambil meremas-remas kedua dadanya.
Kali ini Hermina tidak merintih dan meronta lagi, badannya tergeletak lemas di atas ranjang. Dia merasakan dada dan vaginanya sudah mati rasa. Matanya menatap ke atas rembulan yang sedang menggantung di langit malam. Pandangannya menerawang jauh..
Keesokan harinya, kedua orang tua Hendy beserta adik-adiknya akhirnya pulang dari rekreasi. Teman Hermina yang satu lagi juga telah tiba di rumah Hendy.
Namun Hermina sepertinya tidak mengatakan hal tersebut kepada siapa-siapa, termasuk teman sekamarnya, soalnya semua orang melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasanya, dan setiap kali Hendy berpapasan dengan Lidya, teman sekamar Hermina, Lidya selalu tersenyum kepadanya, seakan-akan antara Hendy dan Hermina tidak pernah terjadi apa-apa.
Satu hal yang berubah adalah, Hermina selalu berusaha untuk menghindari Hendy, sama halnya dengan Hendy, setiap kali melihat Hermina, dia juga selalu berusaha untuk menghindar.
Lima hari kemudian, Hermina tiba-tiba mengatakan bahwa dia hendak pindah ke tempat lain. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang. Sewaktu ditanya alasannya, dia hanya berkata bahwa tempat kosnya yang baru lebih dekat dengan kampusnya, dan Lidya juga ikut pindah bersamanya.
Setelah Hermina pindah keluar, Hendy masuk ke kamar itu lagi. Dia melihat-melihat ruangan itu sejenak, kemudian saat dia hendak melangkah keluar, dia melihat keranjang sampah kecil yang terletak di sudut ruangan hanya terdapat tiga gumpalan kertas. Karena penasaran, Hendy lalu mengambil tiga kertas tersebut, dan diluruskannya kertas-kertas itu.
Kertas yang pertama hanya berisi coret-coretan yang tidak penting. Sedangkan kertas yang kedua dan ketiga merupakan sobekan dari sebuah diari. Kertas yang kedua hanya berisi tentang perjalanan Hermina dari rumahnya sampai ke rumah Hendy. Sedangkan saat Hendy selesai membaca kertas yang terakhir, tanpa disadarinya, air matanya mengalir turun membasahi pipinya. Hatinya serasa bagaikan disayat sembilu.
Isi kertas yang terakhir adalah sebagai berikut: “lalu saat saya sedang memasak indomie di dapur, tiba-tiba seorang cowok membentakku. Saya sangat terkejut. Tapi setelah kami berbincang-bincang, rupanya dia adalah anak pemilik rumah ini, namanya Hendy. Menurutku orangnya lumayan cakep, dan entah kenapa, sewaktu saya berbincang-bincang dengannya, rasanya ada sebuah perasaan aneh muncul di hatiku. Siang itu tidak ada hal yang istimewa, dan malamnya saya makan malam bersama Hendy dan tantenya.
Setelah makan malam saya langsung kembali ke kamar dan membaca buku sampai lupa waktu. Malam ini haid saya datang lagi, sungguh membuatku kesal. Akan tetapi, mungkin saya juga harus berterima kasih kepadanya, karena saat saya keluar dari toilet, saya berpapasan dengan Hendy. Saya hanya tersenyum kepadanya karena badan saya sudah lemas gara-gara haid, padahal sebenarnya saya ingin berbincang-bincang banyak dengannya.
Baca Juga : Seorang Mahasiswa Yang Sangat Menggoda
Kenapa ya setiap kali bertemu dengan Hendy, jantungku selalu berdebar keras? Apakah mungkin, saya jatuh cinta kepadanya? Wah, jadi malu nih. Baiklah, besok saya pasti akan mengajaknya ngobrol. Semoga besok cepat datang.”
No comments:
Post a Comment